Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar mengatakan, dapur Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) memberikan solusi dalam upaya percepatan penanganan stunting dan gizi buruk serta pemberdayaan keluarga. TP PKK Provinsi Banten mendirikan dapur PKK di empat Kabupaten pada wilayah dengan angka stunting tinggi.
Hal itu diungkap Al Muktabar usai menerima kunjungan TP PKK Pusat dalam peninjauan monitoring pemberian makanan tambahan pada anak kurang gizi di Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Kamis (14/12/2023). Rombongan TP PKK Pusat dipimpin oleh Ny Niken Tomsi Tohir.
“Program ini sudah memasuki bulan ketiga. Berat badan anak sudah berprogres dengan baik. Artinya program ini memberikan solusi dari upaya kita menangani stunting dan gizi buruk, termasuk di dalamnya pemberdayaan keluarga,” ucap Al Muktabar.
“Dalam program itu TP PKK Provinsi dan Kabupaten/Kota memberikan edukasi kepada para kader PKK dan Posyandu serta ibu dengan anak stunting atau gizi buruk mendapatkan edukasi. Mudah mudahan dengan ini kita menemukan satu model dalam penanganan stunting dan gizi buruk,” tambahnya.
Masih menurut Al Muktabar, dari perkembangan itu, dapur PKK direplikasi pada 67 titik di empat Kabupaten. Dapur PKK didirikan pada sejumlah lokasi dengan angka stunting yang tinggi.
“Jadi kita melakukan langkah-langkah konkrit,” tegasnya.
“Kita juga terus melanjutkan pendekatan yang sudah kita lakukan selama ini dengan memberi makanan tambahan susu dan telor. Untuk kebutuhan tertentu yang membutuhkan perawatan, kita siapkan perawatan di Puskesmas dan RSUD Provinsi Banten,” pungkas Al Muktabar.
Dalam sambutannya, Ketua TP PKK Provinsi Banten Tine Al Muktabar menyampaikan terima kasih atas program penguatan Kader PKK dan Posyandu dari TP PKK Pusat di Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang dalam percepatan penanganan stunting.
Dikatakan, hampir tiga bulan berjalan, perkembangan program ini luar biasa. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dilaksanakan melalui kolaborasi yang kompak seluruh pihak khususnya kader PKK dan Posyandu.
“Intervensi PMT sudah berhasil,” ungkapnya.
“Program ini juga membangun kegotongroyongan dan kerja sama di masyarakat. Kedepan, program Dapur PKK ini akan direplikasi di Provinsi Banten,” tambah Tine.
Pada kesempatan itu, Staf Ahli Tim Pengerak PKK Pusat Suwadiono mengapresiasi atas pelaksanaan Program PMT yang dilaksanakan TP PKK Provinsi Banten. Menurutnya respon para kader PKK dan Posyandu sangat bagus.
Dikatakan, para kader tidak lagi membedakan sebagai kader PKK atau Posyandu. Mereka bersatu dalam pelaksanaan Program PMT.
“Respon keswadayaan dan Pemerintah Daerah bisa direplikasi di wilayah lain,” ungkap Suwadiono.
Sebagai informasi, Program PMT dilaksanakan di Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang. Dapur PKK memberikan makanan tambahan untuk anak usia 6 bulan hingga 4 tahun dalam tiga kelompok. Kelompok pertama anak usia 6 - 8 bulan dengan pemberian aneka bubur bergizi. Kelompok kedua usia 9 - 11 bulan dengan pemberian makanan tambahan aneka nasi tim sehat bergizi. Kelompok ketiga anak usia 1 - 4 tahun nasi dengan pemberian makanan tambahan makanan aneka lauk sehat dan bergizi.
Anak-anak yang mendapatkan program PMT mendapatkan makanan dengan sehat bergizi yang bersumber dari telur, daging ayam, ikan, sayuran, dan buah-buahan.
Program PMT diberikan untuk makan siang dan sore dalam 10 siklus menu sehat bergizi. Dari dapur PKK, PMT diantar kurir ke rumah keluarga dengan anak stunting. Kader PKK dan Posyandu yang bertugas, turut memantau pemberian makanan pada anak sasaran program.
Program PMT Dapur PKK Kelurahan Pagerbatu menyasar 75 anak gizi buruk. Memasuki bulan ketiga, sebanyak 66 anak sudah dalam status gizi baik, 6 anak gizi kurang, dan 3 anak resiko gizi lebih.